Tugas Cerita Rakyat (Ghifari Surya
Satria X.CI.1)
“TIMUN MAS”
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang
suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup
bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.
Setiap hari mereka berdoa pada Yang
Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang
raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri
itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun. “Tanamlah biji ini. Nanti kau akan
mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,”
kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus
kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan
seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian
menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai
tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah
mentimun berwarna keemasan. Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan
berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka
memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka
menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia.
Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas
tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya.
Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17,
sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun
Mas.
Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah
sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani
itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan
sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah
secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri. Suami istri itu sedih atas kepergian
Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa.
Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi
suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar
Timun Mas ke hutan. Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa
semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya.
Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun
terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah. Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa
hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari
kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah
raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa.
Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri. Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia
lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda
ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun
mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan
mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan,
Raksasa tertidur. Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari
sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena
Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun
Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam
terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas
terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun
Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa
bernapas, lalu tenggelam. Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun
kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat
Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah
menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira. Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup
tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.
1. Hal-hal menarik (Aneh & Unik) dalam cerita rakyat “Timun Mas” diatas:
1. Hal-hal menarik (Aneh & Unik) dalam cerita rakyat “Timun Mas” diatas:
-
Ada raksasa di suatu desa.
-
Muncul seorang bayi dari dalam timun.
-
Segenggam garam yang dapat berubah menjadi laut.
-
Cabai yang berubah menjadi pohon dengan duri yang
tajam.
-
Biji mentimun berubah menjadi kebun mentimun.
-
Terasi udang berubah menjadi danau lumpur.
2. Amanat/Nasihat
“Berusalah terus menerus jika ada suatu
rintangan atau masalah, hadapi rintangan tersebut, sesungguhnya jika dihadapi
dengan baik maka akan berakhir bahagia nantinya.”
3. Perbandingan dengan cerita lain.
Timun Mas
|
Malin Kundang
|
Raksasa menjadi jahat setelah meminta kembali Timun Mas
|
Malin menjadi durhaka setelah menjadi orang kaya
|
Seorang pasangan suami istri petani yang saling mencintai dan menginginkan
seorang anak
|
seorang ibu yang sangat mencintai seorang anak
|
Tinggal disuatu Desa dekat hutan
|
Tinggal di pesisir pantai wilayah Sumatra
|
Raksasa ingin menjadikan Timun Mas sebagai korban santapan
|
Ibu Malin mengutuk Malin Kundang menjadi batu.
|
4. Perbandingan dengan cerita
kehidupan saya sendiri:
Keluarga Timun Mas masih sangat
zaman dahulu, masih menggunakan jimat/benda ajaib dan tinggal disuatu desa
dekat hutan, sedangkan saya sudah menggunakan peralatan yang serba canggih dan
tinggal di perkotaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar