Social Icons

Pages

Minggu, 17 November 2013

Tugas Cerita Rakyat (Alfin Faidz R)

Tugas Cerita Rakyat (Alfin Faidz R)
Batu Menangis (Cerita Rakyat dari Kalimantan)

·        Cerita

Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya.

Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai perilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.

Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.

Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.

Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.

Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, "Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"
Namun, apa jawaban anak gadis itu?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "Ia adalah pembantuku!"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia adalah budakku!"
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.

Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.

"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya Tuhan, hukumlah anak durhaka ini! Hukumlah dia!"
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.

"Oh Ibu, ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu, ampunilah anakmu ini!" Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut "Batu Menangis".

·        Hal-Hal yang Aneh dan Unik dalam Cerita

1.                Seorang gadis cantik yang durhaka kepada ibunya berubah menjadi batu.
2.                Sebuah batu yang dapat menitikkan air mata, seperti menangis.

·        Amanat dalam Cerita

Sekurang (dalam pengertian fisik maupun materi) apapun orang tua kita, mereka tetaplah orang tua kita, orang yang melahirkan kita, memberikan kita makan setiap hari, memberikan kita uang jajan, menyekolahkan kita, bahkan menuruti apapun yang kita inginkan. Maka dari itu, janganlah kita berbuat sesuatu yang dapat menyakiti hati orang tua. Sebisa mungkin buatlah mereka bahagia, agar mereka tetap menyayangi dan mengasihi kita.

·        Perbandingan dengan Cerita Lain yang Mirip dengan Cerita

Batu Menangis
Malin Kundang
Seorang anak tunggal yang durhaka
Seorang anak tunggal yang durhaka
Menyakiti hati orang tuanya, tepatnya menyakiti hati ibunya
Menyakiti hati orang tuanya juga
Menyesali perbuatannya karena sudah mempermalukan ibunya sendiri dengan menganggap ibunya sebagai seorang pembantu
Menyesali perbuatannya juga karena sudah tidak mengakui ibunya dan menganggap ibunya sebagai seorang pengemis
Sang ibu sangat kesal dengan perbuatan anaknya dan mengutuk anaknya sendiri
Sang ibu juga sangat marah dengan perbuatan Malin Kundang dan mengutuknya
Sang anak pun seketika berubah menjadi batu setelah kutukan itu dilontarkan oleh ibunya. Selama berubah menjadi batu, si anak menangis
Malin Kundang juga berubah menjadi batu karang sesaat setelah sang ibu mengutuknya. Selain menjadi batu, kapalnya juga dihancurkan oleh angin dan badai
  Perbandingan dengan Kehidupan Sehari-hari


Sering sekali kita, khususnya saya pribadi mengecewakan hati orang tua tanpa disadari. Contoh mudahnya saja malas belajar. Dengan malas, kita akan mendapatkan nilai yang kurang maksimal sehingga orang tua kita kecewa dengan nilai yang telah kita peroleh. Disisi lain, ketika kita sedang bermalas-malasan di sekolah, orang tua kita sedang banting tulang untuk memperoleh sepeser uang agar dapat membiayai kita sekolah. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita menghargai betapa besar pengorbanan orang tua kita dengan rajin belajar agar mereka tidak kecewa dengan perbuatan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text