Social Icons

Pages

Rabu, 27 November 2013

Tugas Bahasa Indonesia Tentang Hikayat

Tugas Hikayat

Anggota Kelompok :
1.         Endra Setiawan
2.         Fahrizhar Satya Pradana
3.         Ilham Agustiawan
4.         Jodhy Aldion Siregar
5.         Mohamad Zain Marta
6.         Muhammad Ansari Q. W.
7.         Randy Akbar
8.         Satria Bagus P. W.
9.         William Jaya Saputra
10.       Yusril Ramli Murod

Hikayat Si Miskin
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.

Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.

Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”

Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.

Setelah genap bulannya kandungan itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih sayang.

Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.

Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.

Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.

Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.

Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.

Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar. Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemui oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.

Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. 

Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.

Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.

Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.

Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.

Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).

Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.


A.  Arti Hikayat

Hikayat si Miskin


Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya, dibuang dari keinderaan sehingga hidupnya sengsara. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.

Pasangan Suami istri yang miskin dengan pakaiannya yang seperti digigit anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah yang ada di bawah pemerintahan raja Indera Dewa. Kemanapun mereka pergi, mereka selalu diburu dan diusir oleh penduduk dan disertai penganiayaan sehingga tubuhnya bengkak-bengkak dan berdarah-darah. Sepanjang perjalanan si Miskin berdua itu menangis karena  sangat lapar dan haus. Saat malam, Mereka tidur di hutan, dan siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.

Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia ingin memakan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin keberatan untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istrinya itu makin menangis menjadi-jadi. Maka  si Miskin berkata, “Diamlah.  jangan menangis. Biar Saya pergi mencari buah mangga itu. Jika dapat, akan ku berikan kepadamu.”

Si Miskin pergi ke pasar, dan pulangnya membawa mangga dan makanan-makanan yang lain, Tetapi ditolak oleh isterinya. dengan hati yang kesal dan penuh ketakutan, Si Miskin pergi menghadap raja untuk meminta mangga. Setelah didapat beberapa mangga, ia segera pulang. Isterinya menyambut dengan bahagia dan dimakan mangga itu.

Setelah sembilan bulan kandungannya, lahirlah anak laki-lakinya yang pertama bernama Marakarmah yang artinya anak di dalam kesukaran, lalu diasuhnya dengan penuh kasih sayang.

Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat gubuk sebagai tempat tinggal, dia menemukan sebuah tempayan yang penuh berisi dengan emas yang tidak akan habis untuk dipakai berbelanja sampai anak cucunya. Dengan takdir Allah, berdiri  sebuah kerajaan yang lengkap perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.

Maharaja Indera Angkasa sangat adil dan pemurah sehingga mensejahterakan  kerajaan Puspa Sari dan membuat  Maharaja Indera Dewa iri di negeri Antah Berantah.

Ketika Maharaja Indera Angkasa mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya peramal yang ahli dari Negeri Antah Berantah.

Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah,  para peramal ahli itu mengatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu nanti hanya akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.

Ramalan palsu para peramal ahli itu membuat hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu dari kerajaan.

Tidak lama setelah kepergian putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar. Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Saat mencari api ke kampung, karena disangka pencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemui oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.

Lalu, Nasib Marakarmah di lautan, ia terus hanyut dan akhirnya terdampar di pelabuhan raksasa, tempat ditawannya Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang nanti setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan–jalan di tepi pantai, dia bertemu Marakarmah dalam keadaan tubuh terikat. Lalu dilepaskan talinya dan diajak pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha kabur dari tempat raksasa dengan mengendarai sebuah perahu. 

Muncul nafsu nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didoronglah Marakarmah ke laut, lalu dia ditelan oleh ikan nun yang mengikuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan, kemudian nenek itu membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tidak terluka.

Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang pekerjaannya menjual bunga. Marakarmah selalu menolak untuk merangkai bunga. Alasannya, rangkaian bunga buatan Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang bisa menjadi penyebab dapat bertemu kembali dia dengan istrinya.

   Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari, dia menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, Marakarmah tahu bahwa puteri tersebut adalah adiknya sendiri, maka ditemui olehnya. Nahkoda kapal yang jahat itu lalu dibunuh olehnya.

Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah dan ibunya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakan kembali Kerajaan Puspa Sari dengan semua  perlrngkapaan kerajaan seperti dahulu.

Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dipimpin oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).

Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya, yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya menjadi Sultan Mangindera Sari untuk menjadi raja di Palinggam Cahaya.

B.  Unsur Intrinsik

1)   Tema : Perjalanan hidup raja
2)   Alur   : Maju
3)   Latar  :
i) -Tempat : Negeri antah berantah, hutan, laut, pasar, negeri pusra sari, kapal
ii)  -Waktu  : Malam dan siang
4)   Tokoh :
Maharaja Indera Dewa           : Iri, jahat
Maharaja Indera Angkasa      : pemurah, penyabar, baik
Marakarmah                           : penyabar, rela menerima, patuh
Putri Ratna Dewi                    : baik, penyayang
Nila Kusuma                           : penyabar, rela menerima, patuh
Cahaya Chairani                     : baik, penolong
Nenek Kabayan                      : baik, penolong

C.  Amanat

-    Patuhilah perintah orang tua
-  Setiap ada kesulitan, pasti akan ada kemudahan
- -Tolonglah orang lain yang membutuhkan pertolongan, maka suatu saat orang tersebut akan menolongmu

D. Kesamaan Dengan Kehidupan Pribadi

Selama ini, saya selalu menuruti perintah orang tua saya, dan juga saya percaya jika perintah orang tua menuntun kita ada jalan yang benar. Saya juga pantang menyerah, walaupun ada kesulitan pasti akan ada jalan untuk melewati kesulitan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text