Tugas Hikayat
Anggota
Kelompok :
1.
Endra
Setiawan
2.
Fahrizhar
Satya Pradana
3.
Ilham
Agustiawan
4.
Jodhy
Aldion Siregar
5.
Mohamad
Zain Marta
6.
Muhammad
Ansari Q. W.
7.
Randy
Akbar
8.
Satria
Bagus P. W.
9.
William
Jaya Saputra
10. Yusril Ramli Murod
Hikayat Si Miskin
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja
keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara
hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah
anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di
bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan
diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga
bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah
si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di
hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan
makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk
menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi
menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar
Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada
tuan.”
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa
mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan
hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon
mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya
menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.
Setelah genap bulannya kandungan itu, lahirlah
anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan
diasuhnya dengan penuh kasih sayang.
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat
teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas
yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan
takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya.
Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan
Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian,
lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.
Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah
sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja
Indera Dewa di negeri Antah Berantah.
Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan
putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh
para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak
hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati
Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu
disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu,
Negeri Puspa Sari musnah terbakar. Sesampai di tengah hutan, Marakarmah
dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung
untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri,
Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma
ditemui oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang
pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia
hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani
(anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani
berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat
tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya
Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal.
Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya
Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh
ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan
nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut
ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali,
sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.
Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek
Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah
bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang
menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.
Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja
Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang
menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri,
maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.
Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang
telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan
Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.
Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah,
yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang
bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu
menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
A. Arti Hikayat
Hikayat si Miskin
Karena sumpah
Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya, dibuang dari
keinderaan sehingga hidupnya sengsara. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal
sebagai si Miskin.
Pasangan Suami
istri yang miskin dengan pakaiannya yang seperti digigit anjing itu berjalan
mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah yang ada di bawah
pemerintahan raja Indera Dewa. Kemanapun mereka pergi, mereka selalu diburu dan
diusir oleh penduduk dan disertai penganiayaan sehingga tubuhnya bengkak-bengkak
dan berdarah-darah. Sepanjang perjalanan si Miskin berdua itu menangis karena sangat lapar dan haus. Saat malam, Mereka
tidur di hutan, dan siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
Ketika
isterinya mengandung tiga bulan, ia ingin memakan mangga yang ada di taman
raja. Si Miskin keberatan untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istrinya
itu makin menangis menjadi-jadi. Maka si
Miskin berkata, “Diamlah. jangan
menangis. Biar Saya pergi mencari buah mangga itu. Jika dapat, akan ku berikan
kepadamu.”
Si Miskin pergi
ke pasar, dan pulangnya membawa mangga dan makanan-makanan yang lain, Tetapi
ditolak oleh isterinya. dengan hati yang kesal dan penuh ketakutan, Si Miskin
pergi menghadap raja untuk meminta mangga. Setelah didapat beberapa mangga, ia
segera pulang. Isterinya menyambut dengan bahagia dan dimakan mangga itu.
Setelah
sembilan bulan kandungannya, lahirlah anak laki-lakinya yang pertama bernama
Marakarmah yang artinya anak di dalam kesukaran, lalu diasuhnya dengan penuh
kasih sayang.
Ketika menggali
tanah untuk keperluan membuat gubuk sebagai tempat tinggal, dia menemukan
sebuah tempayan yang penuh berisi dengan emas yang tidak akan habis untuk dipakai
berbelanja sampai anak cucunya. Dengan takdir Allah, berdiri sebuah kerajaan yang lengkap perlengkapannya.
Si Miskin lalu berganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan isterinya
bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama
kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.
Maharaja Indera
Angkasa sangat adil dan pemurah sehingga mensejahterakan kerajaan Puspa Sari dan membuat Maharaja Indera Dewa iri di negeri Antah
Berantah.
Ketika Maharaja
Indera Angkasa mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya peramal yang
ahli dari Negeri Antah Berantah.
Atas bujukan
jahat dari raja Antah Berantah, para peramal
ahli itu mengatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu nanti hanya akan
mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.
Ramalan palsu
para peramal ahli itu membuat hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati
yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu
dari kerajaan.
Tidak lama
setelah kepergian putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah
terbakar. Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung
di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Saat mencari
api ke kampung, karena disangka pencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak,
kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemui oleh Raja Mengindera Sari,
putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera
mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Lalu, Nasib Marakarmah
di lautan, ia terus hanyut dan akhirnya terdampar di pelabuhan raksasa, tempat ditawannya
Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang nanti setelah gemuk akan dimakan. Waktu
Cahaya Chairani berjalan–jalan di tepi pantai, dia bertemu Marakarmah dalam
keadaan tubuh terikat. Lalu dilepaskan talinya dan diajak pulang. Marakarmah dan
Cahaya Chairani berusaha kabur dari tempat raksasa dengan mengendarai sebuah
perahu.
Muncul nafsu
nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didoronglah Marakarmah ke laut,
lalu dia ditelan oleh ikan nun yang mengikuti kapal itu menuju ke Palinggam
Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan, kemudian
nenek itu membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk
dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tidak terluka.
Kemudian,
Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang pekerjaannya menjual bunga.
Marakarmah selalu menolak untuk merangkai bunga. Alasannya, rangkaian bunga buatan
Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang bisa menjadi penyebab dapat
bertemu kembali dia dengan istrinya.
Karena cerita
Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari, dia menemukan seorang
puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, Marakarmah tahu
bahwa puteri tersebut adalah adiknya sendiri, maka ditemui olehnya. Nahkoda
kapal yang jahat itu lalu dibunuh olehnya.
Selanjutnya,
Marakarmah mencari ayah dan ibunya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan
kesaktiannya diciptakan kembali Kerajaan Puspa Sari dengan semua perlrngkapaan kerajaan seperti dahulu.
Negeri Antah
Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dipimpin oleh Raja Bujangga
Indera (saudara Cahaya Chairani).
Akhirnya, Marakarmah
pergi ke negeri mertuanya, yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera
dan menggantikan mertuanya menjadi Sultan Mangindera Sari untuk menjadi raja di
Palinggam Cahaya.
B. Unsur Intrinsik
1)
Tema : Perjalanan hidup raja
2)
Alur
: Maju
3)
Latar
:
i) -Tempat :
Negeri antah berantah, hutan, laut, pasar, negeri
pusra sari, kapal
ii) -Waktu :
Malam dan siang
4)
Tokoh :
Maharaja Indera Dewa : Iri, jahat
Maharaja Indera Angkasa : pemurah, penyabar, baik
Marakarmah : penyabar, rela menerima, patuh
Putri Ratna Dewi : baik, penyayang
Nila Kusuma : penyabar, rela menerima, patuh
Cahaya Chairani : baik, penolong
Nenek Kabayan : baik, penolong
C. Amanat
- - Patuhilah perintah orang tua
- - Setiap ada kesulitan, pasti akan ada kemudahan
- -Tolonglah orang lain yang membutuhkan
pertolongan, maka suatu saat orang tersebut akan menolongmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar